Kamis, 28 November 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » » Aku Pesulap Bukan Pembohong Cerpen

Aku Pesulap Bukan Pembohong Cerpen

Artikel ini disubmit oleh Hilman Rustandi, peserta The Festival of Wikumagic

Cerpen :

AKU PESULAP DAN AKU BUKAN PEMBOHONG…!




Pagi ini begitu indah dikala ku menatap merahnya mentari yang baru muncul di upuk timur, seakan hangatnya membawa pertanda akan hadirnya semangat baru.
Aku adalah Zakaria salah satu siswa SMKN 1 Cipanas, rencananya hari ini teman-teman ku alumni SMP akan berkumpul dan mengadakan reuni kecil dan yang pasti akan sangat seru!
“Van, kenapa yang lainnya belum datang padahal sudah jam sembilan kan?!” tanyaku.
“yah maklum lah mereka datangnya jam sembilan waktu Indonesia bagian ngaret” guyon irfan padaku.


Setalah beberapa saat kemudian mereka datang satu persatu yang akhirnya genap menjadi sepuluh orang. Rasanya kamar irfan yang luas pun, sekarang menjadi sempit karena sapi telah berkumpul ( sapi adalah nama kelompok belajar kami waktu SMP).
“jack, liat nih…?” dengan bangganya dika temanku yang datang dari Bandung mulai menunjukan sebuah trik sulap padaku.


“wah, gimana tuh?!” Tanyaku heran meski permainannya sederhana yakni menghilangkan selembar kartu dari tangan, tetapi tetap saja bisa membuatku sedikit terperangah dan heran.
Hari berganti pertemuan itu pun menjadi titik awal pencarianku dalam dunia sulap. Trik sederhana yang diperlihatkan dika waktu itu menjadi pemicu bagiku mencari trik baru lagi…


Pencarian itu mempertemukanku pada sebuah blog di internet, yaitu wikumagic.blogspot.com meski ada juga buku sulap dan video sulap tapi tetap saja belum cukup, karena menurutku bukan cuma trik yang paling penting tapi juga pengetahuan dan komunitas sulap agar selalu update dan tak salah lagi blog itu jelas membantuku.


Perlahan seiring berjalannya waktu aku pun mulai berani menampilkan permainanku pada orang-orang disekiar ku, semangat dan keberanian itu muncul dari banyak factor yang saat itu sangat dahsyat karena saat itu di TV ada acara sulap yang meraup rating tinggi dan sedikit banyak memotivasi aku yang amatir ini.


Begitu hebat acara itu hingga di Indonesia ini seni sulap menjadi sangat popular, aku yang mantan ketua OSIS ini berinisiatif untuk mendirikan ekskul sulap bersama sahabatku Azi doni, karena kami adalah propokator kegiatan artinya kami adalah pengumpul masa, pengalamanku dibidang organisasi jelas membantuku untuk memulai ini.


Tapi ternyata tidak mudah, meski aku adalah angkatan pertama di sekolah yang bisa dikatakan baru ini, ekskul tersebut banyak yang mengartikan sebelah mata, karena dianggap hanya membohongi public, bahkan ada orang tua murid yang melarang karena menurutnya sulap berhubungan dengan supranatural.


Cemooh dan ejekan datang dari berbagai pihak, jelas aku ingin tegar tuk berdiri meski rasanya pundak ini terlalu berat. Usaha kami ini banyak mendapatkan benturan mulai dari Pembina seni yang acuh tak acuh, sampai kesiswaan yang otoriter.


Tugasku semakin berat, tapi aku pun mulai berpromosi lagi dengan cara menunjukan kemampuanku yang minim ini pada orang lain. Tapi ternyata ketika penampilanku yang kesekian triknya ketahuan dan permainanku gagal, meski cuman sekali jelas itu membuatku depresi yang akhirnya menyebabkan kegagalanku pada penampilan-penampilanku yang selanjutnya, aku merasa tidak mematuhi kode etik untuk mempelajari sulap, aku merasa malu dan nyali ku mulai menciut.


Mulai saat itu julukan pembohong padaku dan teman-teman pesulapku mulai meradang, tapi saat itulah entah ada angin dari mana?, entah ada apa? Mereka yang mempuyai bakat sulap, kemauan serta dedikasi yang baik dalam bidang ini bermunculan dan menyatakan untuk merapat berjuang bersamaku dan temanku Azi doni. Meski mereka masih kelas satu di SMKN 1 Cipanas, tapi mereka hebat, mereka mulai membakar aku yang sebelumnya telah benar-benar berada didasar.


Aku merasa ada wadah dan harapan baru bagi kami untuk mengembangkan potensi kami dibidang ini, perlahan mulai kutepis julukan pembohong itu dan perlahan tetapi pasti ku tegaskan sulap bukanlah seni berbohong tapi sulap adalah seni pertunjukan yang bertujuan menghibur dan memotivasi.


Ada kebaikan dalam sulap, ada pelajaran yang ditanamkan dalam seni sulap, kubelajar tuk pahami, kubelajar tuk mengerti, meski aku belum yakin dengan itu.


Saat aku bisa merubah kartu dan kartu itu benar-benar bisa kurubah meski itu hanya menggunakan trik, tapi kartu itu benar-benar bisa kurubah. Aku bisa memprediksi dan memang bisa memprediksi meski itu adalah trik permainan sulap, jadi aku jujur kan?!


Seiring berjalannya waktu akhirnya usaha keras kami mulai mendapatkan harapan dan hasil. Banyak yang mendukung meski tak sedikit juga yang tidak , tapi berkat kerja mati-matian kami untuk tampil keseluruh guru-guru dan orang-orang yang berpengaruh disekolah akhirnya proposal kami mulai diterima, pengajuan kami mulai disetujui, kami pun mulai bergabung bersama ekskul teater meski jadwal latihan berbeda tapi kami tetap ekskul seni disekolah ini, kami pun mulai menamakan diri kami sebagai “OUR MIRACLE” teater sulap. Kini Pembina seni kami pun mulai hangat, kurikulum pun mulai semangat dan guru-guru yang lain pun mulai tersenyum indah pada kami, jelas itu merupakan suatu kebanggan dan kepuasan tersendiri, ini bukan mimpi! Apa yang sebelumnya tak terbayangkan untuk mendirikan perkumpulan ini tetapi saat ini, itu semua menjadi benar-benar nyata.

“don, apa pendapatmu tentang ini? “tanyaku pada Azi doni
“it`s miracle …” jawabnya singkat padat
Setelah semua mulai membaik dan mendekati sempurna munculah cobaan baru, kami dalam hal ini aku, dan Azi doni harus focus mempersiapkan diri untuk menghadapi UAN (Ujian Akhir Nasional) karena kami sudah kelas tiga …


Kami berpikir kelas satu belum bisa dilepas sebab pengalaman mereka dalam management dan organisasi masih sangat minim bahkan mengingat sekolah kami yang tergolong baru serta permasalahan yang pelik datang tak kenal ampun kesekolah kami ini, ini jelas membuat kami merasa berada diujung tanduk.


Cobaan ini berat , dinding ini terlalu tebal untuk dihantam kami, menguras pikiran dan fisik yang sudah lelah. Kami tak tau lagi harus apa dan bagaimana untuk bertahan?
Saat itulah muncul bantuan yang tak diduga , sungguh aku sangat bersyukur kepada Allah SWT, kegelisahanku sedikit akan tertutupi karena bermunculannya anak-anak siswa kelas dua yang siap bergabung bersama kami, bahkan yang tidak terduga adalah sang ketua OSIS mau merapat dan menyingsingkan lengan baju mau membantu kami meski dikala kesibukan dan terlepas dari masalahnya sendiri, ia dengan rela mau turun tangan dan membantu kami namanya adalah Defa. Saatku kutanyakan padanya.
“apa kau siap …?” belum usai kalimatku Defa langsung menjawab
“kita siap berlayar kapten …!” jawabnya dengan makna kias dan nada semangat
Dan yang paling menggumkan adalah siswa kelas dua yang lainnya pun tak bisa dianggap remeh, mereka punya spirit yang dahsyat dan tangguh, mereka mau melakukan street magic didepan orang yang tak dikenal bahkan tak jarang tepuk tangan meriah hadir disekitarnya.


Aku berharap aku tetap bisa bernafas lepas dan tak sesak, sungguh it`s a miracle …, mungkin untuk sebagian orang sulap adalah kebohongan tapi bagiku sulap adalah hal yang nyata dan kejujuran yang datang dari hati untuk menghibur dan peduli kepada orang-orang banyak disekitarnya.
Sekian …!

Cerpen ini saya adapatasi dari sebuah kisah nyata …
Biodata singkat penulis :

Nama : Hilman Rustandi
Alamat : Pasir Kampung, Ds Sukatani, RT 03 RW 01 Cipanas-Cianjur
TTL : Cianjur, 29 Desember 1991
Status : Pelajar

Jika anda menyukai trik ini, mohon kunjungi link sponsor di bawah untuk mendukung kelangsungan blog Wikumagic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar